Pemerintah Mulai Bangun 4 Bendungan Senilai Rp 2,1 Triliun
Senin, 22/06/2015
Bendungan Wonorejo yang dibangun PT Pembangunan Perumahan (PTPP).
Jakarta, CNN Indonesia
--
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PU-Pera) Basuki Hadimuljono telah meneken kontrak kerjasama antara
pemerintah dengan para kontraktor terpilih untuk merealisasikan
pembangunan empat bendungan pada hari ini, Senin (22/6).
"Empat
bendungan ini merupakan bagian dari 49 pembangunan bendungan baru yang
dirancang oleh kabinet kerja dalam lima tahun mendatang. Kami tidak
adakan
ground breaking, bisa langsung dimulai pengerjaannya setelah penandatanganan ini,” ujar Basuki di kantornya, Senin (22/6).
Keempat
bendungan yang akan dibangun tersebut antara lain adalah bendungan
Karian di Banten, bendungan Passeloreng di Sulawesi Selatan, bendungan
Tanju serta bendungan Mila yang keduanya berlokasi di Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Total nilai investasi di keempat bendungan tersebut
adalah sebesar Rp 2,1 triliun, dimana nilai investasi terbesar ada di
bendungan Karian dengan nilai Rp 1,07 triliun.
Bendungan Karian
sendiri akan dikerjakan oleh konsorsium Daelim Industrial, perusahaan
asal Korea Selatan yang bekerjasama dengan PT Wijaya Karya Tbk serta PT
Waskita Karya Tbk. Bendungan yang diharapkan rampung dalam waktu dua
tahun ini diharapkan bisa menyediakan kebutuhan irigasi seluas 21,4 ribu
hektare dan juga mampu menyuplai air baku sebanyak 14,6 meter kubik per
detik untuk Provinsi Banten dan DKI Jakarta.
Sementara itu,
Bendungan Passeloreng akan digarap oleh Wijaya Karya dan PT Bumi Karsa
yang pembangunannya diharapkan bisa selesai dalam dua tahun satu bulan.
Bendungan senilai Rp 701,47 miliar ini rencananya memiliki volume
tampungan sebesar 138 juta meter kubik dan mampu menyediakan kebutuhan
air irigasi seluas 7 ribu hektare.
Kemudian, bendungan Tanju dan
Mila akan dibangun oleh PT Nindya Karya dan PT Hutama Karya dengan nilai
kontrak sebesar Rp 357,16 miliar. Kedua bendungan ini diharapkan
rampung selama 3,5 tahun, dan diharapkan mampu menyediakan daya tampung
masing-masing sebesar 18,27 juta meter kubik dan 6,57 juta meter kubik
yang mampu menyediakan kebutuhan irigasi seluas 3,93 ribu hektar.
Bangkitkan Listrik
Selain
menyediakan kebutuhan irigasi, bendungan-bendungan ini rencananya juga
bisa menghasilkan daya listrik. Bendungan Karian serta Passeloreng
diharapkan bisa menyediakan daya listrik masing-masing sebesar 1,8
megawatt (MW) dan 2,5 MW, sedangkan gabungan bendungan Tanju dan Mila
diharapkan bisa menghasilkan listrik sebesar 0,5 MW.
Dengan
demikian, maka Kementerian PU-Pera telah membangun delapan dari 13
bendungan yang rencananya akan dilakukan tahun ini. Sebelumnya,
pemerintah telah membangun bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur,
bendungan Logung di Jawa Tengah, bendungan Keureto di Nangroe Aceh
Darussalam, dan bendungan Lolak di Sulawesi Utara.
Lebih lanjut, Basuki mengatakan bahwa penandatanganan kontrak
pembangunan bagi sisa lima bendungan dari total 13 bendungan akan
dilakukan pada Agustus mendatang. Kelima bendungan tersebut adalah
bendungan Tapin di Kalimantan Selatan, bendungan Sindang Heula di
Banten, bendungan Sei Gong di Kepulauan Riau, bendungan Bintang Bano di
NTB, dan bendungan Rotiklod di NTT.
“Saat ini yang sudah selesai
di dalam pembangunan lima bendungan tersebut adalah pembebasan lahan
untuk jalur keluar masuk bendungan dan untuk tapak bendungan. Kami
harapkan pembebasan lahan sisanya akan segera selesai dalam waktu
dekat,” ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU-Pera
Mudjiadi ketika ditemui di lokasi yang sama.
Sebagai informasi,
hingga saat ini sudah ada 209 bendungan eksisting dengan daya tampung
total sebesar 12,56 miliar meter kubik. Di samping itu,
bendungan-bendungan tersebut baru bisa memenuhi 0,8 juta hektar, atau 11
persen dari total irigasi teknis seluas 7,2 juta hektar yang seharusnya
bisa mendapatkan pasokan air dari bendungan-bendungan itu
sumber : http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150622162549-92-61633/pemerintah-mulai-bangun-4-bendungan-senilai-rp-21-triliun/