Minggu, 24 April 2016

17. Bendungan Teritip di Kalimatan Timur

Jokowi Tinjau Proyek Bendungan Teritip, Hasil Duet Pusat dan Daerah

Kamis, 24/03/2016
Jokowi Tinjau Proyek Bendungan Teritip, Hasil Duet Pusat dan Daerah Foto: Ray Jordan
Jakarta -Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyempatkan diri meninjau pembangunan Bendungan Teritip di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (24/3/2016). Jokowi minta pembangunan bendungan ini dipercepat sebelum masuk musim hujan.

Bendungan Teritip itu berada di Desa Teritip, Kecamatan Balikpapan TImur, Kota Balikpapan. Dalam peninjauanya ini, Jokowi ditemani oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak.

Bendungan ini berdaya tampung 2,4 juta meter kubik dengan output 260 liter per detik. Setelah mendapat penjelasan soal pembangunan bendungan ini, Jokowi sempat turun untuk meloihat lokasi pembangunan.



Jokowi mengatakan, pembangunan bendungan itu merupakan sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah. Sinergi seperti ini yang diharapkan bisa dipelihara dengan baik.

"Waduk ini memang dibangun dari sinergi antara APBN dan APBD, pusat dan daerah. APBD Rp 86 miliar, APBN Rp 370 miliar. Duet seperti ini penting agar pembangunan cepat selesai," kata Jokowi di lokasi.



Jokowi meminta pembangunan bendungan ini dipercepat sebelum memasuki musim hujan. Diharapkan tahun depan bendungan ini sudah bisa dimanfaatkan.

"Kita harapkan tahun depan sudah bisa menjadi tampungan air baku bagi masyarakat Balikpapan dan sekitarnya. Ke depan bisa menjadi pengendali banjir dan wisata," kata Jokowi.

sumber : http://finance.detik.com/read/2016/03/24/124543/3172313/4/jokowi-tinjau-proyek-bendungan-teritip-hasil-duet-pusat-dan-daerah?f9911013

16. Bendungan Jatigede di Jawa Barat

Tinjau Bendungan Jatigede, Jokowi: Ini Akan Mengairi 90 Ribu Hektar Sawah

Bagus Prihantoro Nugroho - detikfinance
Kamis, 17/03/2016 12:05 WIB
Tinjau Bendungan Jatigede, Jokowi: Ini Akan Mengairi 90 Ribu Hektar Sawah Foto: Bagus Prihantoro Nugroho
Sumedang -Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Bendungan ini sudah diresmikan pada tahun lalu oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana tiba di lokasi sekitar pukul 10.30 WIB, Kamis (17/3/2016). Perjalanan ditempuh dengan jalur darat dari Istana Bogor, Jawa Barat.

Ada pun para pejabat yang mengiringi Presiden adalah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Seskab Pramono Anung, Kepala KSP Teten Masduki, dan Jubir Presiden Johan Budi. Di lokasi itu rombongan Jokowi disambut oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Kepala Balai Besar Cisanggarung.



Gubernur Jabar kemudian mengajak Jokowi berkeliling melihat proses pengairan bendungan yang sudah mencapai 40%. Harapannya, Januari 2017 akan terpenuhi 100%.

"Waduk Jatigede ini mengairi 90 ribu hektar dan akan mengairi sawah di Indramayu, Majalengka, Cirebon, ini sebelah utara," ujar Jokowi usai meninjau.

Musim hujan tahun ini akan dimanfaatkan untuk memenuhi target pengairan. Sehingga ketika memasuki musim kemarau, para petani tak mengalami kekeringan.



"Jadi memang kenapa dibangun waduk hampir di semua provinsi? Tahun yang lalu dibangun 13 waduk, tahun ini dibangun 8 dan kita harapkan 2017-2018 selesai semuanya. Kita berharap ada produksi yang meningkat karena sawah yang semakin luas dan semakin banyak," tutur Jokowi.

(bag/wdl) http://finance.detik.com/read/2016/03/17/120555/3166926/4/tinjau-bendungan-jatigede-jokowi-ini-akan-mengairi-90-ribu-hektar-sawah?f9911013

14. Bendungan Keureuto di Aceh



Begini Perkembangan Terbaru Bendungan Keureuto di Aceh
Senin, 25/04/2016  
Begini Perkembangan Terbaru Bendungan Keureuto di Aceh

Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta -Di tahun 2015 lalu, ada 13 Bendungan baru mulai dibangun pemerintah lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), salah satunya adalah Bendungan Keureuto di Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Proses pembangunan bendungan saat ini terus berlangsung. Pekerjaan terutama adalah persiapan tanah sebagai lapisan dasar berdirinya bangunan bendungan yang bakal memiliki tinggi hingga 74 meter dan panjang 386 meter. Area genangan didesain mencapai 896,39 hektar.

Dengan ukuran tersebut, bendungan ini bakal menampung air 215,94 juta meter kubik, yang cukup untuk mengairi irigasi seluas 9.420 hektar lahan pertanian, mengurangi debit banjit hingga 896 meter kubik air per detik, hingga menghasilkan listrik mencapai 6,34 mega watt.

"Biaya pembangunan bendungan ini sekitar Rp 1,64 triliun dengan kontrak pekerjaan 2015-2019," ujar Kepala Pusat Bendungan Imam Santoso, kepada detikFinance, Senin (25/4/2016).

Selain persipan tanah, saat ini tim di lapangan juga tengah melakukan pembuatan saluran pengelak dan spill way atau lubang pengendali tinggi muka air.

"Kita sedang melakukan pembangunan terowongan pengelak. Saluran ini yang akan mengalihkan aliran air selama proses pembangunan tubuh bendungan selesai. Sambil sekarang proses pembangunan spill way juga," sambung dia.

Proses pembangunan tubuh bendungan akan dimulai segera setelah proses pemadatan tanah lapisan dasar dan pembuatan spill way selesai. "Diharapkan 2019 sesuai taget bisa selesai dan beroperasi," tuturnya

sumber : http://finance.detik.com/read/2016/04/25/073510/3195532/4/begini-perkembangan-terbaru-bendungan-keureuto-di-aceh?f9911023

13. Bendungan Bintang Bano di NTB

Mengintip Pembangunan Bendungan Bintang Bano

Mengintip Pembangunan Bendungan Bintang Bano
Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta -Tak mau kalah dengan bendungan lain yang dibangun tahun 2015, Bendungan Bintang Bano juga terus dipantau proses pembangunannya. Pekerjaannya pun terus menunjukkan perkembangan.

"Saat ini kalau lihat di lokasi, alat berat sudah masuk. Ada pekerjaan galian untuk pondasi di sana. Ada galian untuk terowongan pengelak juga," ujar Kepala Pusat Bendungan Imam Santoso kepada detikFinance, Senin (25/4/2016).

Bendungan ini berlokasi di  Desa Bangkatmonte, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat yang kontrak pembangunannya dilakukan pada 24 November 2015.

Bangunan bendungan akan berbentuk urugan batu setinggi 72 meter dan membentang sepanjang 497 meter.

"Nilai konstruksi Bendungan Utama Bintang Bano sebesar Rp 667,7 miliar dan akan dikerjakan oleh Bangun Nusa dan Brantas Raya Bahagia," jelas Imam.

Area genangan waduk ini sekitar 277,52 hektar sehingga bakal memiliki daya tampung total mencapai 65,48 juta meter kubik air yang dapat dimanfaatkan untuk menyuplai kebutuhan irigasi seluas 6.695 hektar, penyediaan air baku hingga 555 liter per detik, dan pembangkit listrik sebesar 9 mega watt.

Selain itu, lanjut Imam, ada pula pembangunan spillway Bendungan Bintang Bano dengan nilai kontrak konstruksi sebesar Rp 222,9 miliar.

"Kontrak pembangunan spill waynya diserehkan kepada PT Hutama Karya (Persero) dengan target pelaksanaan pembangunan selama 52 bulan dari proses penandatanganan kontrak," pungkas dia.

sumber : http://finance.detik.com/read/2016/04/25/133055/3195941/4/mengintip-pembangunan-bendungan-bintang-bano?f9911023

12. Bendungan Mila di NTB

Pembangunan 2 Bendungan di NTB Dipercepat, Begini Perkembangannya

Pembangunan 2 Bendungan di NTB Dipercepat, Begini Perkembangannya
Foto: Ilustrasi pembangunan bendungan (Dok. Kementerian PUPR)
 
Jakarta - Pemerintah membangun dua bendungan sekaligus di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) yakni Bendungan Tanju dan Mila. Saat ini, perkembangan fisiknya sudah mencapai 19%.

"Dua bendungan Tanju dan Mila sekarang ini sudah 19%. Artinya ahead (lebih cepat) dari target. Target kan sampai sekarang (Juli 2016) 16%. Tapi ternyata realisasinya malah lebih cepat," tutur Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Keterpaduan Pembangunan, Danis H. Sumadilaga ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (22/7/2016).

Bendungan Tanju dan Mila masuk ke dalam satu paket pekerjaan dengan nilai pembangunan mencapai Rp 357 miliar.

"Pelaksanaannya adalah PT Nindya Karya dan PT Hutama Karya KSO (Kerja Sama Operasi)," sambung Danis.

Bendungan Tanju dan Mila merupakan bagian dari 13 bendungan yang pembangunannya telah dimulai pada tahun 2015. Daya tampung masing-masing bendungan itu sebesar 18,27 juta meter kubik dan 6,57 juta meter kubik. Kedua bendungan itu mampu menyediakan kebutuhan air irigasi untuk lahan pertanian seluas 3,93 ribu hektar.

Cepatnya proses pembangunan ini sejalan dengan upaya percepatan yang dilakukan Kementerian PUPR agar target penyelesaian dua bendungan ini lebih awal dari tenggat waktu yang ditetapkan.

"Selesainya bisa lebih cepat. ini kan perencanaannya di kontrak sampai 2019. Tapi kita majukan penyelesaian bisa 2018. Artinya bisa ahead (lebih cepat) setahun. Maju setahun," tutur dia.

Pembangunan Bendungan Mila dilatarbelakangi oleh potensi Sungai Rababaka yang potensi airnya cukup besar, sementara lahan irigasinya relatif kecil dengan klasifikasi A seluas 1.689 hektare.

Di mana, potensi aliran air Sungai Rababaka mencapai 79 juta m3 per tahun, namun yang dipakai baru sekitar 40 juta meter3 per tahun, sehingga sisanya terbuang ke laut.

Sedangkan pembangunan Bendungan Tanju, dilatarbelakangi oleh potensi Sungai Tanju yang juga mempunyai potensi cukup besar namun sejauh ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Sungai Tanju dapat mengairi sawah tadah hujan seluas 2.242 hektare dan penyediaan air baku untuk 5.776 kepala keluarga (KK), sementara sungai Rababaka dapat mengairi tanam seluas 1.689 hektar
sumber : http://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/3259042/pembangunan-2-bendungan-di-ntb-dipercepat-begini-perkembangannya

 

11. Bendungan Tanju di NTB

Pemerintah Mulai Bangun 4 Bendungan Senilai Rp 2,1 Triliun

Pemerintah Mulai Bangun 4 Bendungan Senilai Rp 2,1 Triliun Bendungan Wonorejo yang dibangun PT Pembangunan Perumahan (PTPP).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono telah meneken kontrak kerjasama antara pemerintah dengan para kontraktor terpilih untuk merealisasikan pembangunan empat bendungan pada hari ini, Senin (22/6).

"Empat bendungan ini merupakan bagian dari 49 pembangunan bendungan baru yang dirancang oleh kabinet kerja dalam lima tahun mendatang. Kami tidak adakan ground breaking, bisa langsung dimulai pengerjaannya setelah penandatanganan ini,” ujar Basuki di kantornya, Senin (22/6).

Keempat bendungan yang akan dibangun tersebut antara lain adalah bendungan Karian di Banten, bendungan Passeloreng di Sulawesi Selatan, bendungan Tanju serta bendungan Mila yang keduanya berlokasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Total nilai investasi di keempat bendungan tersebut adalah sebesar Rp 2,1 triliun, dimana nilai investasi terbesar ada di bendungan Karian dengan nilai Rp 1,07 triliun.

Bendungan Karian sendiri akan dikerjakan oleh konsorsium Daelim Industrial, perusahaan asal Korea Selatan yang bekerjasama dengan PT Wijaya Karya Tbk serta PT Waskita Karya Tbk. Bendungan yang diharapkan rampung dalam waktu dua tahun ini diharapkan bisa menyediakan kebutuhan irigasi seluas 21,4 ribu hektare dan juga mampu menyuplai air baku sebanyak 14,6 meter kubik per detik untuk Provinsi Banten dan DKI Jakarta.

Sementara itu, Bendungan Passeloreng akan digarap oleh Wijaya Karya dan PT Bumi Karsa yang pembangunannya diharapkan bisa selesai dalam dua tahun satu bulan. Bendungan senilai Rp 701,47 miliar ini rencananya memiliki volume tampungan sebesar 138 juta meter kubik dan mampu menyediakan kebutuhan air irigasi seluas 7 ribu hektare.

Kemudian, bendungan Tanju dan Mila akan dibangun oleh PT Nindya Karya dan PT Hutama Karya dengan nilai kontrak sebesar Rp 357,16 miliar. Kedua bendungan ini diharapkan rampung selama 3,5 tahun, dan diharapkan mampu menyediakan daya tampung masing-masing sebesar 18,27 juta meter kubik dan 6,57 juta meter kubik yang mampu menyediakan kebutuhan irigasi seluas 3,93 ribu hektar.

Bangkitkan Listrik

Selain menyediakan kebutuhan irigasi, bendungan-bendungan ini rencananya juga bisa menghasilkan daya listrik. Bendungan Karian serta Passeloreng diharapkan bisa menyediakan daya listrik masing-masing sebesar 1,8 megawatt (MW) dan 2,5 MW, sedangkan gabungan bendungan Tanju dan Mila diharapkan bisa menghasilkan listrik sebesar 0,5 MW.

Dengan demikian, maka Kementerian PU-Pera telah membangun delapan dari 13 bendungan yang rencananya akan dilakukan tahun ini. Sebelumnya, pemerintah telah membangun bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur, bendungan Logung di Jawa Tengah, bendungan Keureto di Nangroe Aceh Darussalam, dan bendungan Lolak di Sulawesi Utara.


Lebih lanjut, Basuki mengatakan bahwa penandatanganan kontrak pembangunan bagi sisa lima bendungan dari total 13 bendungan akan dilakukan pada Agustus mendatang. Kelima bendungan tersebut adalah bendungan Tapin di Kalimantan Selatan, bendungan Sindang Heula di Banten, bendungan Sei Gong di Kepulauan Riau, bendungan Bintang Bano di NTB, dan bendungan Rotiklod di NTT.

“Saat ini yang sudah selesai di dalam pembangunan lima bendungan tersebut adalah pembebasan lahan untuk jalur keluar masuk bendungan dan untuk tapak bendungan. Kami harapkan pembebasan lahan sisanya akan segera selesai dalam waktu dekat,” ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU-Pera Mudjiadi ketika ditemui di lokasi yang sama.

Sebagai informasi, hingga saat ini sudah ada 209 bendungan eksisting dengan daya tampung total sebesar 12,56 miliar meter kubik. Di samping itu, bendungan-bendungan tersebut baru bisa memenuhi 0,8 juta hektar, atau 11 persen dari total irigasi teknis seluas 7,2 juta hektar yang seharusnya bisa mendapatkan pasokan air dari bendungan-bendungan itu

sumber : http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150622162549-92-61633/pemerintah-mulai-bangun-4-bendungan-senilai-rp-21-triliun/

10. Bendungan Lolak di Sulawesi Utara

Dimulai Juni 2015, Pembangunan Bendungan Lolak Capai 17%

Dimulai Juni 2015, Pembangunan Bendungan Lolak Capai 17% Ilustrasi Foto: Ray Jordan
Jakarta -Dimulai awal Juni 2015, saat ini pembangunan Bendungan Lolak di Sulawesi Utara terus menunjukkan perkembangan yang positif. Pemerintah lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun terus melakukan pantauan untuk memastikan proyek ini berjalan sesai target.

"Progres fisiknya sudah sekitar 17%," ujar Kepala Pusat Bendungan Imam Santoso kepada detikFinance, Senin (25/4/2016).

Bangunan bangunan berupa urugan batu bakal berdiri setinggi 58 meter dan membentang sepanjang 600 meter.

"Biaya konstruksi sekitar Rp 830 miliar dan saat ini sudah terserap 22,89%," sambung dia.

Bendungan ini rencananya dibangun dengan luas area genangan mencapai 97,46 ha sehingga dapat menampung air dengan kapasitas total mencapai 16,1 juta meter kubik.

Bendungan Lolak merupakan proyek strategis untuk mendukung penyediaan air untuk irigasi seluas 2.214 hektar. Proyek yang dimulai awal Juni 2015 lalu ini diagendakan dapat rampung dalam lima tahun mendatang.

Selain mendukung irigasi, bendungan ini juga mendukung penyediaan air baku 500 liter/detik dan memiliki potensi tenaga listrik 2,43 megawatt.

Bendungan Lolak merupakan salah satu dari 13 bendungan besar yang menjadi agenda pembangunan Kementerian PUPR tahun anggaran 2015.

"Ditargetkan bisa rampung 2019," pungkas dia
sumber : http://finance.detik.com/read/2016/04/25/102504/3195688/4/dimulai-juni-2015-pembangunan-bendungan-lolak-capai-17

9. Bendungan Telaga Waja di Bali


8. Bendungan Logung di Jawa Tengah

Proyek Waduk Logung capai 13,54 persen

Proyek Waduk Logung capai 13,54 persen
Waduk Jatigede Mulai. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Kudus (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan, kemajuan proyek Waduk  Logung di Kudus Jawa Tengah mencapai 13,54 persen atau lebih tinggi realisasinya dari rencana 10,47 persen.

"Per hari ini (10/11), kemajuan pembangunan proyek ini sudah mencapai 13,54 persen atau lebih tinggi dari rencana 10,47 persen," kata Kasatker Bendungan Logung BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Pemali Juwana, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, Duki Malindo kepada pers, di Kudus, Jawa Tengah, Selasa.

Menurut Duki, capaian itu terdiri atas pembangunan di segala sisi, baik di bagian pengelak, galian bendung utama, perkantoran dan lainnya.

Pihaknya optimis proyek ini akan diselesaikan sesuai instruksi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yakni setahun lebih cepat dari target semula pada Desember 2018 menjadi Desember 2017.

"Kami optimis karena hambatan teknis dan sosial proyek ini relatif bisa diprediksi dan diatasi sehingga dengan percepatan itu, manfaat dari proyek ini bisa segera dirasakan," katanya.

Ia juga menyebut sejumlah upaya untuk mendukung percepatan proyek dari APBN senilai Rp600 miliar ini antara lain dengan menerapkan sistem kerja 7 hari dengan dua shift.

Selain itu, katanya, dibangun akses kerja yang dibeton sehingga meski kondisi hujan, tetap bisa bekerja.

"Dari sisi pembebasan lahan relatif tak ada masalah, karena lahan proyek seluas 190 ha sebagian besar adalah lahan tidur atau garapan dari dua desa dari dua kecamatan di Kabupaten Kudus," katanya.

Hingga saat ini, lanjutnya, sudah 112 ha lahan yang dibebaskan dan dari jumlah itu, termasuk 12,6 ha lahan perhutani dan sisanya sekitar 35 ha adalah hutan dan area irigasi.


Manfaat waduk
Pada bagian lain, Duki menyebut, sejumlah manfaat strategis waduk multiguna tipe urugan inti tegak ini sudah dinantikan masyarakat Kudus dan Pati, Jawa Tengah.

Dia menyebut, waduk yang membendung dua kali yakni Gajah dan Logung ini diharapkan menghasilkan pengairan wilayah irigasi dari 2.200 ha menjadi 5.296 ha.

Selain menghasilkan air baku untuk Kabupaten Kudus sekitar 200 liter per detik, juga bisa mengendalikan banjir sekitar 25 persen dan potensi energi listrik mikro hidro 0,50 megawatt.

Secara teknis, waduk ini kapasitas tampungnya 20,15 x 106 m3 dan kapasitas tampung efektif 13,72 x 106 m3 dengan tinggi bendungan 55,20 m dan panjang bendungan 338,43 m.
sumber : http://www.antaranews.com/berita/528418/proyek-waduk-logung-capai-1354-persen

7. Bendungan Karian di Banten


6. Bendungan Seigong di Riau

Ditarget Rampung 2018, Ini Perkembangan Bendungan Seigong di Riau

Senin, 25/04/2016
Ditarget Rampung 2018, Ini Perkembangan Bendungan Seigong di Riau 
 Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta -Salah satu Bendungan yang dibangun tahun 2015 adalah Bendungan Estuari Seigong di Kepulauan Riau. Ditargetkan bendungan ini bisa rampung dan beroperasi pada 2018.

"Perkembangannya bagus. Sekarang kita sedang bangun terowongan pengalihnya. Kemudian kita sedang bangun struktur dasar bendungan. Bendungan ini dibangun dengan tipe urugan tanah dan diagfragma wall," ujar Kepala Pusat Bendungan, Imam Santoso, kepada detikFinance, Senin (25/4/2016).

Terowongan pengalih atau terowongan pengelak perlu dibangun untuk mengalihkan aliran air sungai selama proses pembangunan tubuh bendungan.

"Proses pembangunan untuk tapak bendungan sudah bebas sepenuhnya. Tinggal pembebasan lahan untuk yang area genangan. Prosesnya berbarengan dengan proses pembangunan bendungan. Jadi nanti bendungan jadi, bisa langsung digenangi," jelas dia.

Keberadaan bendungan ini, menurut Imam, sangat penting. Karena saat ini, sumber air satu-satunya di Kepulauan Riau berasal dari air hujan.

Padahal kebutuhan air baku untuk kebutuhan air minum dan sumber air lainnya terus meningkat, seiring pertumbuhan ekonomi dan kepadatan penduduk yang terus meningkat.

Tubuh bendungan akan dibangun setinggi 15 meter dan membentang sepanjang 310 meter. Adapun luas area genangan mencapai sekitar 258 ha. Dengan spesifikasi tersebut, Bendungan ini dapat menampung air sebanyak 11,3 juta meter kubik.

Dengan air sebanyak itu, sebanyak 0,482 meter kubik per detik air dapat dialirkan untuk air baku. Air baku adalah air dasar yang dapat diolah lebih lanjut untuk berbagai keperluan seperti air minum.

"Kendala relatif nggak ada. Karena, lahan seluas 294 hektar yang masuk lahan hutan lindung dan hutan produksi terbatas sudah mendapat izin pinjam pakai sejak 15 Maret 2016. Jadi kita bisa jalan terus dengan harapan target 2018 bisa selesai dan beroperasi," pungkas dia

sumber : http://finance.detik.com/read/2016/04/25/080844/3195548/4/ditarget-rampung-2018-ini-perkembangan-bendungan-seigong-di-riau

5. Bendungan Raknamo di NTT

Dikebut, Pembangunan Bendungan Raknamo Capai 41%

Senin, 25/04/2016
Dikebut, Pembangunan Bendungan Raknamo Capai 41% Ilustrasi Foto: Muhammad Idris
Jakarta -Masuk dalam program strategis pemerintah untuk mendukung program swasembada pangan nasional, pembangunan Bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus dikebut.

Pembangunan Bendungan Raknamo yang berlokasi di kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini sendiri resmi dimulai pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Desember 2014.

"Saat ini perkembangannya sudah 41,5%. Itu perkembangan fisiknya," ujar Kepala Pusat Bendungan Imam Santoso kepada detikFinance, Senin (25/4/2016).

Bendungan ini dibangun di aliran Sungai Noel Puamas, Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefete, Kabupaten Kupang, NTT. Bangunan bendungan terdiri dari urugan batu setinggi 362 meter dan membentang sepanjang 438 meter.

Butuh biaya pembangunan sekitar Rp 710 miliar yang dialokasikan secara tahun jamak hingga tahun 2019. "Anggarannya sudah terserap 40,5% sampai saat ini. Target kita memang kalau lihat kontrak sampai 2019. Tapi dengan percepatan yang kita lakukan, target selesai lebih awal sekitar 2018," kata Imam.

Bendungan Raknamo direncanakan memiliki luas area genangan mencapai 147,3 hektar. Sehingga bisa menampung air dengan kapasitas total mencapai 14,1 juta meter kubik air.

"Bendungan ini bisa menyediakan air untuk irigasi untuk wilayah seluas 1.250 hektar dengan kapasitas penyediaan air baku 0,10 meter kubik per detik," jelasnya.

Selain menampung air untuk penyediaan air baku dan pengairan sawah dan irigasi, bendungan ini diharapkan bisa menanggulangi permasalahan banjir. Selain itu juga bisa diberdayakan untuk pembangkit listrik.

"Bendungan Raknamo bisa mengurangi debit banjir sebesar 310 meter kubik per detik. Kemudian bisa juga untuk pembangkit listrik," tutur dia.

Adapun pada bendungan ini rencananya akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) berkapasitas 0,216 mega watt.
sumber : http://finance.detik.com/read/2016/04/25/105014/3195707/4/dikebut-pembangunan-bendungan-raknamo-capai-41?f9911023
Presiden Jokowi saat meninjau pembangunan bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, NTT. (25/7/2015). - Antara/Kornelis Kaha

4. Bendungan Rotiklot di NTT

Resmikan Bendungan Rotiklot, Jokowi: Kuncinya di NTT Air

Bendungan Rotiklot/Foto: Kementerian PUPR
Bendungan Rotiklot/Foto: Kementerian PUPR
Belu - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya meresmikan Bendungan Rotiklot di di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Peresmian ditandai dengan menekan sirene.

Dalam sambutannya, Jokowi bilang bahwa kunci kemakmuran serta kesejahteraan masyarakat NTT adalah air. Menurut dia, tanpa air kemakmuran dan kesejahteraan merupakan hal yang mustahil.

"Saya pernah sampaikan bahwa di NTT ini menuju sebuah kemakmuran, kesejahteraan, tanpa ada air lupakan, kuncinya hanya satu di sini adalah air," kata Jokowi di Bendungan Rotiklot, Kabupaten Belu, NTT, Senin (20/5/2019).


Jokowi mengatakan Bendungan Rotiklot termasuk dalam tujuh bendungan yang dibangun di NTT. Dari total bendungan yang dibangun dua sudah rampung, yaitu Bendungan Raknamo dan Bendungan Rotiklot.

"Kalau di provinsi lain satu bendungan, di sini tujuh waduk, tujuh bendungan, yang sudah selesai Raknamo, sekarang Rotiklot airnya sudah naik," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, banyaknya bendungan yang dibangun di NTT dikarenakan air menjadi kunci memajukan perekonomian NTT. Bahkan, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini bilang jika Gubernur NTT Viktor Laiskodat meminta tambahan pembangunan bendungan.

"Ada tujuh semuanya, itu pun pak Gubernur mau tambah lagi, memang jurusnya rumusnya di air," ungkap dia.

"Dengan mengucap Bismillah, saya resmikan Bendungan Rotiklot di kabupaten Belu," tambah dia.

https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4556938/resmikan-bendungan-rotiklot-jokowi-kuncinya-di-ntt-air

Begini Perkembangan Bendungan Rotiklot di NTT

Begini Perkembangan Bendungan Rotiklot di NTT Foto: Maikel Jefriando
Jakarta -Meski tergolong baru saja dimulai pembangunannya, Bendungan Rotiklot di Nusa Tenggara Timur (NTT) rupanya terus menunjukkan perkembangan yang baik.

"Pembangunannya waktu itu dimulai sendiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 28 Desember 2015. Sekarang perkembangannya sudah 2,5%," ujar Kepala Pusat Bendungan Imam Santoso kepada detikFinance, Senin (25/4/2016).

Pekerjaan yang dilapangan saat ini terdiri dari galian struktur pondasi bendungan, galian saluran pengelak dan spill way. Keberadaan bendungan ini punya arti penting, tidak terlepas dari kondisi NTT yang tergolong tropis kering (semi arid) dengan curah hujan rata-rata 1,200 mm/tahun.

Musim hujan biasanya datang di pertengahan Desember hingga Maret di tahun berikutnya. Intensitas curah hujan sebenarnya tergolong tinggi meski dengan durasi waktu yang pendek, sehingga sering menimbulkan banjir.

Sayang, air yang melimpah saat musim hujan, tak bersisa ketika kemarau datang. Tiap kemarau tiba, debit sumber air menurun drastis. Maka dampaknya adalah sulitnya kegiatan pertanian dilakukan dan pasokan air beku tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan dan pedesaan.

Padahal, bila ada bendungan, air berlimpah selama musim hujan bisa ditampung sehingga dapat menahan potensi terjadinya banjir. Kemudian air yang ditampung tadi bisa dimanfaatkan saat musim kemarau.

Bendungan Rotiklot terhubung dengan sungai Mota Rotiklot yang memiliki panjang 6,41 km. Bendungan mampu menampung 2,9 juta meter kubik air dengan luas daerah genangan 24,91 ha dan usia guna waduk selama 50 tahun.

Dari bendungan akan dihasilkan suplai air baku untuk masyarakat dan pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter per detik. Ini juga sekaligus menjadi penyedia air untuk padi seluas 139 hektar dan palawija 500 hektar.

Manfaat lainnya akan dinikmati masyarakat setempat adalah ketersediaan listrik sebesar 0,15 mega watt dan pengendalian banjir di wilayah Ainiba. Masyarakat juga bisa menjadikan bendungan sebagai objek pariwisata.

Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan adalah Rp 450 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun jamak 2015-2018. Kontraktor pelaksana adalah PT Nindya Karya dengan jangka waktu pelaksanaan 37 bulan atau pada 2018.

"Waktu pelaksanaan pembangunan Bendungan Rotiklot diperkirakan selama 37 bulan. Target 2018 bisa terbangun dan beroperasi," pungkas dia.
sumber : http://finance.detik.com/read/2016/04/25/115455/3195803/4/begini-perkembangan-bendungan-rotiklot-di-ntt?f9911013

3. Bendungan Seigong di Riau

Ditarget Rampung 2018, Ini Perkembangan Bendungan Seigong di Riau

Ditarget Rampung 2018, Ini Perkembangan Bendungan Seigong di Riau  
Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta -Salah satu Bendungan yang dibangun tahun 2015 adalah Bendungan Estuari Seigong di Kepulauan Riau. Ditargetkan bendungan ini bisa rampung dan beroperasi pada 2018.

"Perkembangannya bagus. Sekarang kita sedang bangun terowongan pengalihnya. Kemudian kita sedang bangun struktur dasar bendungan. Bendungan ini dibangun dengan tipe urugan tanah dan diagfragma wall," ujar Kepala Pusat Bendungan, Imam Santoso, kepada detikFinance, Senin (25/4/2016).

Terowongan pengalih atau terowongan pengelak perlu dibangun untuk mengalihkan aliran air sungai selama proses pembangunan tubuh bendungan.

"Proses pembangunan untuk tapak bendungan sudah bebas sepenuhnya. Tinggal pembebasan lahan untuk yang area genangan. Prosesnya berbarengan dengan proses pembangunan bendungan. Jadi nanti bendungan jadi, bisa langsung digenangi," jelas dia.

Keberadaan bendungan ini, menurut Imam, sangat penting. Karena saat ini, sumber air satu-satunya di Kepulauan Riau berasal dari air hujan.

Padahal kebutuhan air baku untuk kebutuhan air minum dan sumber air lainnya terus meningkat, seiring pertumbuhan ekonomi dan kepadatan penduduk yang terus meningkat.

Tubuh bendungan akan dibangun setinggi 15 meter dan membentang sepanjang 310 meter. Adapun luas area genangan mencapai sekitar 258 ha. Dengan spesifikasi tersebut, Bendungan ini dapat menampung air sebanyak 11,3 juta meter kubik.

Dengan air sebanyak itu, sebanyak 0,482 meter kubik per detik air dapat dialirkan untuk air baku. Air baku adalah air dasar yang dapat diolah lebih lanjut untuk berbagai keperluan seperti air minum.

"Kendala relatif nggak ada. Karena, lahan seluas 294 hektar yang masuk lahan hutan lindung dan hutan produksi terbatas sudah mendapat izin pinjam pakai sejak 15 Maret 2016. Jadi kita bisa jalan terus dengan harapan target 2018 bisa selesai dan beroperasi," pungkas dia.

sumber :  http://finance.detik.com/read/2016/04/25/080844/3195548/4/ditarget-rampung-2018-ini-perkembangan-bendungan-seigong-di-riau?f9911023

2. Bendungan Tapin di Kalsel

Pembangunan Bendungan Tapin di Kalsel Capai 9%

Pembangunan Bendungan Tapin di Kalsel Capai 9% Ilustrasi (Foto: Dana Aditiasari)
Jakarta -Pemerintah lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pengawasan, terhadap proses pembangunan 13 bendungan yang mulai dibangun tahun 2015. Salah satunya adalah Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan.

Berlokasi di Desa Pipitak Jaya, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, bendungan ini terus menunjukkan perkembangan yang positif.

"Perkembangan fisik sudah sekitar 9% sampai saat ini. Secara umum perkembangannya sesuai target. Harapannya 2019 selesai dan operasi," ujar Kepala Pusat Bendungan, Imam Santoso, kepada detikFinance, Senin (25/4/2016).

Bendungan yang dibangun dengan biaya total Rp 897 miliar ini akan memiliki kapasitas air yang bisa ditampung mencapai 56,77 juta meter kubik. Dengan air sebanyak itu, bisa mengairi irigasi untuk sedikitinya 5.472 ha area pertanian.

Selain itu, bisa juga menyediakan air baku sekitar 0,5 meter kubik per detik. Juga menyediakan listrik dengan potensi mencapai 3,3 mega watt. Selain itu, bendungan ini juga bisa mengurangi potensi banjir hinga 255 meter kubik per detik.

"Saat ini alat berat sudah berada di lokasi semuanya. Pembangunan paling utama adalah pembuatan struktur dasar untuk pondasi bangunan bendungan. Berbarengan, juga kita lakukan pembuatan terowongan pengelak," tutur dia.

sumber : http://finance.detik.com/read/2016/04/25/083918/3195579/4/pembangunan-bendungan-tapin-di-kalsel-capai-9?f9911023

1. Bendungan Passeloreng di Sulsel

Penampakan Terbaru Proyek Bendungan Passeloreng di Sulsel

Penampakan Terbaru Proyek Bendungan Passeloreng di Sulsesl  
Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta -Tak mau ketinggalan dengan 12 proyek bendungan lainnya yang dibangun tahun 2015, Bendungan Passeloreng di Sulawesi Selatan juga terus dikebut pembangunannya.

"Saat ini progres pembangunan fisiknya sudah 15%. Dana yang terserap sudah sekitar 20%," ujar Kepala Pusat Bendungan, Imam Santoso, kepada detikFinance, Senin (25/4/2016).

Adapun pekerjaan saat ini tengah difokuskan pada pekerjaan galian untuk pondasi bangunan bendungan. "Jadi 15% fisik itu yang dibagun seperti galian inlet, beton trowongan, galian bendungan utama, dan bagunan," sambung dia.

Bendungan yang berlokasi di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan ini punya arti penting bagi masyarakat sekitar. Karena dapat menyediakan air yang mengaliri irigasi untuk mengairi sedikitnya 7.000 ha area pertanian.

Manfaat lain bendungan ini adalah untuk penyediaan air baku hingga 305 meter kubik per detik dan menjadi sumber energi penggerak pembangkit listrik dengan kapasitas mencapai 2,5 mega watt.

Tubuh bendungan dibangun berupa urugan tanah dengan inti tegak setinggi 44,5 meter dari dasar galian pondasi dan membentah sepanjang 309 meter.

Agar dapat menampung air dengan kapasitas total mencapai 138 juta meter kubik, are genangan yang dipersiapkan mencapai 169 hektar.

"Biaya pembangunannya sekitar Rp 701,5 miliar yang dibiayai secara multi years contract (tahun jamak) dari 2015-2019. Diharapkan 2019 bisa selesai dan beroperasi," pungkas dia.
sumber : http://finance.detik.com/read/2016/04/25/090204/3195591/4/penampakan-terbaru-proyek-bendungan-passeloreng-di-sulsesl?f9911023

Berjumlah 13 Bendungan yang dibangun di 2015

Tak Ingin Bendungan Jadi Warisan Proyek Mangkrak, Jokowi Pantau Ketat

Tak Ingin Bendungan Jadi Warisan Proyek Mangkrak, Jokowi Pantau Ketat  
Ilustrasi (Foto: Dana Aditiasari)
Jakarta -Bendungan menjadi salah satu infrastruktur yang pembangunnya jadi prioritas sepanjang masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga 2019 mendatang. Hal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai ketahanan pangan, seperti terungkap dalam penjabaran program Nawacita.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mudjiadi mengatakan, pembangunan bendungan baru serta optimalisasi jaringan irigasi menjadi program kunci, untuk mewujudkan ketahanan pangan seperti dimaksud dalam Nawacita.

Ada sedikitnya 49 bendungan multifungsi baru yang akan dibangun dalam lima tahun ke depan. Dari jumlah itu, 13 di antaranya mulai dibangun perdana sejak 2015. Tak ingin proyek ini hanya jadi warisan mangkrak, Jokowi memberi catatan tegas kepada jajaran di bawahnya untuk selalu melakukan pemantauan hasil kerja dan pembangunan setiap infrastruktur yang dibangun.

"Pak Jokowi selalu minta proyek infrastruktur ini diawasi betul," kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, kepada detikFinance akhir pekan lalu.

Bila terealisasi, 13 bendungan yang dibangun di 2015 tersebut akan memiliki total volume tampung air sebesar 894,2 juta meter kubik. Air dengan volume sebanyak itu dapan dimanfaatkan untuk beragam keperluan.

Kementerian PUPR memproyeksikan manfaat ketiga belas bendungan tersebut, yakni mendukung lahan irigasi seluas 63.471 hektar, air baku 13,89 meter kubik per detik, reduksi banjir 2.712 meter kubik per detik, dan listrik hingga 27,93 MWA.

Berikut daftar 13 Bendungan yang dibangun di 2015:
  • Bendungan Keureto di Provinsi Aceh
  • Bendungan Estuari Seigong di Kepulauan Riau
  • Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan
  • Bendungan Karian di Banten
  • Bendungan Logung di Jawa Tengah
  • Bendungan Telaga Waja di Bali
  • Bendungan Passeloreng di Sulawesi Selatan
  • Bendungan Lolak di Sulawesi Utara
  • Bendungan Raknamo di NTT
  • Bendungan Rotiklod di NTT
  • Bendungan Tanju di NTB
  • Bendungan Mila di NTB
  • Bendungan Bintang Bano di NTB.

Ini Dia 8 Bendungan yang akan Dibangun Jokowi di 2016

 Berikut beberapa bendungan yang akan dibangun oleh Direktorat Jenderal SDA, Kementerian PUPR, pada tahun 2016 :

1. Bendungan Rukoh (NAD)
Volume : 128.66 juta m3
Manfaat : irigasi 11.950 ha, reduksi banjir 390 m3/det, air baku 0,85 m3/det, listrik 2 MW

2. Bendungan Sukoharjo (Lampung)
Volume : 46 juta m3
Manfaat : irigasi 4000 ha, reduksi banjir 450 m3/det, air baku 2,95 m3/det

3. Bendungan Kuwil Kawangkoan (Sulut )
Volume : 23,37 juta m3
Manfaat : irigasi 5.472 ha, reduksi banjir 255 m3/det, air baku 0,50 m3/det, listrik 3,30 MW

4. Bendungan Ladongi (Sultra)
Volume : 25.57 juta m3
Manfaat : irigasi 7.424 ha, air baku 0,80 m3/det, listrik 1.15 MW, reduksi banjir 142 m3/det

5. Bendungan Ciawi
Volume : 6,45 juta m3
Manfaat : reduksi banjir 160 m3/det

6. Bendungan Sukamahi (Jabar)
Volume : 1,68 juta m3
Manfaat : reduksi banjir 29 m3/det

7. Bendungan Leuwikeris (Jabar)
Volume : 67.74 juta m3
Manfaat : irigasi 11.950 ha, air baku 0,85 m3/det, reduksi banjir 57 m3/det, listrik 15 MW

8. Bendungan Cipanas (Jabar)
Volume : 190 juta m3
Manfaat : irigasi 10.500 ha, reduksi banjir 475 m3/det, listrik 2,5 MW, air baku 0.5 m3/det

Sedangkan untuk tahun ini, ada 13 bendungan yang mulai dibangun Kementerian PU, antara lain:

Dari data yang dipaparkannya, 13 bendungan tersebut terdiri dari:

  1. Bendungan Raknamo di Kupang NTT yang kontraknya diteken 26 November 2014 dan telah groundbreaking Desember 2014
  2. Bendungan Pidekso di Wonogiri, Jawa Tengah yang kontraknya dibuat pada 26 November 2014, dan dibangun Januari 2015.
  3. Bendungan Logung di Kudus, Jawa Tengah yang kontraknya diteken 18 Desember 2014 dan mulai dibangun Januari 2015
  4. Bendungan Lolak di Bolaang Mgondow, Sulawesi Utara yang akan kontrak 23 Januari 2015 dan mulai dibangun pada Februari 2015.
  5. Bendungan Kuereto di Aceh yang akan kontrak pada 12 Februari 2015 dan mulai dibangun Februari 2015
  6. Bendungan Passaloreng di Wajo Sulawesi Selatan yang akan kontrak 26 Maret 2015 dan mulai dibangun‎ April 2015.
  7. Bendungan Tanju, di Dompu, NTB yang akan kontrak 4 Mei 2015 dan mulai dibangun Mei 3015
  8. Bendungan Mila di Dompu NTB yang akan kontrak 4 Mei 2015 dan mulai dibangun Mei 3015
  9. Bendungan Bintang Bano di Sumbawa Barat, NTB yang akan kontrak pada 18 Mei 2015 dan mulai dibangun Mei 2015.
  10. Bendungan Kairan di Lebak Banten yang rencana kontrak pada Juni 2015 dan mulai dibangun Juli 2015.
  11. Bendungan Tapin di Tapin Kalimantan Selatan yang akan kontrak pada Juli 2015 dan mulai dibangun Agustus 2015
  12. Rotikold di Belu, NTT yang akan kontrak pada Juli 2015 dan mulai dibangun Agustus 2015
  13. Bendungan Telagawaja di Karangasem, Bali yang akan kontrak pada Juli 2015 dan mulai dibangun Agustus 2015.

Sembilan Bendungan Baru Bakal Dibangun di 2017

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) akan membangun sembilan bendungan baru di tahun 2017. Sembilan bendungan ini merupakan bagian dari program 65 bendungan yang bakal terbangun sepanjang 2014 hingga 2019 mendatang.

"Bendungan yang ground breaking tahun ini rencananya ada sembilan," katanya kepada detikFinance saat ditemui di NTB, seperti ditulis Jumat (20/1/2017).

Adapun kesembilan bendungan tersebut adalah Bendungan Rukoh di Aceh, Bendungan Way Apu di Maluku, Bendungan Baliem di Papua, Bendungan Lausimeme di Sumatera Utara, Bendungan Sidan di Bali, Bendungan Pamukkulu di Sulawesi Selatan, Bendungan Tigadihadjil di Sumatera Selatan, Bendungan Bener di Jawa Tengah, dan Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur (NTT).